Jumat, 29 Desember 2017



Kurangnya tontonan mendidik untuk remaja
Oleh: Ine Dwi

            Mungkin sudah tidak asing lagi mendengar kata ‘remaja adalah masa labil’. Ya, ini karena remaja yaitu anak dengan usia 11-21 tahun. Masa-masa ini merupakan masa peralihan dari tahap anak menuju tahap yang lebih dewasa. Remaja bukan lagi anak-anak karena sudah mengalami baligh, namun mereka juga bukan orang dewasa karena tingkat emosi mereka masih sulit dikendalikan. Karena hal inilah para remaja perlu mendapat bimbingan dan penuntun ke hal yang positif.
            Umumnya remaja mengalami proses imitasi. Apa yang mereka lihat dan tertarik, maka mereka akan ikut melakukannya. Perilakunya macam-macam, mulai dari pakaian, sikap, sampai gaya hidup. Ini semua karena remaja melihat idola yang menjadi panutannya. Kemudian secara perlahan sikap imitasi tersebut muncul, sehingga para remaja mencerminkan dirinya seperti idola yang mereka sukai.
            Para remaja banyak tersihir dengan para idola melalui tontonan. Dari setiap acara yang ditampilkan mereka melihat lalu menyimpan memori tentang idolanya hingga akhirnya muncul rasa ingin tampil seperti idolanya agar terlihat menarik bagaikan selebritis tersebut.
            Mirisnya saat ini tontonan untuk para remaja masih banyak yang belum mendidik. Kebanyakan acara televisi seperti sinetron hanya menampilkan hura-hura, malah cenderung memperlihatkan adegan kekerasan dan sikap anak muda yang kurang sopan. Belum lagi unsur kebarat-baratan mulai dari pakaian, sampai gaya hidup. Style fashion yang terlalu membuka aurat hingga hidup bebas ala dunia barat. Sudah terlalu banyak tontonan yang kurang mendidik untuk para remaja. Kalaupun ada yang mendidik, itupun hanya segelintir saja ataupun hanya garis besar isi cerita yang bagus, namun disayangkan setiap scene masih belum menampilkan unsur pendidikan. Ditambah lagi acara reality show yang terkadang hanya menampilkan obrolan gossip semata. Malah terkadang perbincangan tersebut kian lama mengarah kepada perilaku bullying.
            Sebuah penelitian American Psychological Association (APA) pada tahun 1995, menjelaskan bahwa tayangan yang bermutu akan mempengaruhi seseorang untuk berprilaku baik dan tayangan yang kurang bermutu akan mendorong seseorang untuk berperilaku buruk.
            Jika tontonan seperti ini dibiarkan terus menerus, bagaimana nasib bangsa ini? Perlahan tapi pasti moral generasi saat ini akan rusak. Tata krama budaya timur luntur tergerus hal negative yang masuk ke dalam bayangan remaja sehari-hari. Mungkin para remaja berpikir bahwa itu adalah trend, tetapi sesungguhnya trend tersebut diam-diam merusak remaja tersebut. namun akankah hal ini dibiarkan terus menerus? Sudah saatnya kita merubah tontonan yang tidak mendidik menjadi tontonan yang layak dan mengandung pesan moral serta unsur pendidikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar